Pages

Sabtu, 21 Desember 2013

Jangan Biarkan Investasi Asing Merajalela Di lautan


Jangan Biarkan Investasi Asing Merajalela Di lautan
Jakarta, Sayangi.com - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan investasi asing jangan dibiarkan merajalela di tanah air sehingga berpotensi mengancam sektor ketenagakerjaan maupun industri terkait perikanan di Indonesia.

"Di Indonesia investasi asing mendominasi," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim dalam keterangan persnya hari ini, Kamis (21/10), seperti dikutip Kantor Berita Antara. Menurut Abdul Halim, dominannya investasi asing tersebut antara lain karena akses asing makin leluasa di dalam negeri untuk turut mengelola sumber daya ikan.

Untuk itu, Kiara mengingatkan pemerintah untuk memaksimalkan pengelolaan sumber daya ikan untuk pencerdasan kehidupan bangsa dan kemandirian ekonomi nasional. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga didesak agar melakukan reorientasi kebijakan penganggaran kelautan dan mengubah orientasi ekspor dengan memaksimalkan potensi demografi dalam negeri.

Apalagi, ujar dia, tren perikanan dunia saat ini adalah tingginya permntaan ikan dan produk olahannya, melonjaknya produksi perikanan budidaya, serta meningkatnya nilai perdagangan dunia.

Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto menyatakan, masih lemahnya sektor perikanan di Tanah Air antara lain karena masih terdapat pencurian komoditas perikanan oleh pihak asing. "Salah satu penyebab lemahnya sektor perikanan nasional adalah sumber daya laut yang banyak dicuri oleh pihak asing," kata Suryo Bambang Sulisto dalam Rapat Koordinasi Kadin Bidang Perikanan di Jakarta, Jumat (18/10).

Selain itu, ujar dia, banyak nelayan Indonesia juga masih menggunakan perahu tradisional yang tidak mampu berlayar "off-shore" (lepas pantai hingga ke kawasan perairan laut dalam).

Hal tersebut, lanjutnya, berbeda dengan kapal nelayan asing yang banyak mampu berlayar di laut bebas dilengkapi dengan "cold storage" (lemari pendingin), dengan sistem navigasi canggih dan mesin kapal yang kuat. "Kita perlu memodernisasi industri perikanan laut yang melibatkan nelayan kecil," kata Ketua Umum Kadin.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo menyatakan pekerja asing bakal mengincar lowongan pekerjaan di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia setelah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.

"Dengan adanya komitmen Indonesia bersama dengan anggota ASEAN untuk mengimplementasikan MEA di tahun 2015, kesempatan kerja di sektor kelautan dan perikanan yang tersedia di dalam negeri akan menjadi incaran pekerja asing," kata Sharif dalam pembukaan Gelar Pelatihan Nasional Kelautan dan Perikanan 2013 di Jakarta, Rabu (13/11).

Untuk itu, menurut dia, seluruh pemangku kepentingan dan komponen masyarakat harus mampu menyiapkan SDM yang memenuhi standar dan kebutuhan dunia usaha dan industri. (MSR)
          Analisa :
Wilayah Indonesia terdiri dari laut sebagai komponen terbesarnya.Dengan laut yang begitu luas,sudah dapat dibayangkan betapa banyaknya kekayaan laut berupa ikan,dan hasil laut lainnya yang terkandung didalamnya.Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menampung tenaga kerja.Selain itu,dengan hasil laut yang sangat kaya tersebut harusnya Indonesia dapat memasuki pasar laut internasional.
Tetapi fakta yang terjadi saat ini,laut Indonesia sebagian besar dikuasai oleh investor asing.Mereka melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan kapal-kapal serta peralatan yang canggih,sangat bertolak belakang dengan nelayan Indonesia yang masih banyak menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana.Ikan-ikan dengan kualitas super di ekspor ke luar negeri,dan sisanya baru diperdagangkan dalam negeri.Dan yang lebih menyedihkan lagi banyak nelayan-nelayan gelap yang masuk ke laut Indonesia dan menikmati hasil laut Indonesia tanpa izin dari Indonesia.Seperti yang marak dibicarakan akhir-akhir ini yaitu berita tentang masuknya nelayan di perairan daerah Kalimantan.Hal ini menimbulkan kerugian dua kali lipat bagi pihak Indonesia.Kerugian pertama,Indonesia kehilangan hasil laut senilai yang di curi oleh nelayan asing,kerugian kedua,karena para nelayan tersebut memasuki Indonesia melalui jalan yang tidak resmi(secara terseludup),maka mengurangi pendapatan devisa bagi Indonesia.
Kabar yang terakhir terkuak semakin memalukan bagi Indonesia.Dimana dikabarkan bahwa Indonesia impor lele dari Malaysia.Lele merupakan sejenis ikan yang sangat mudah untuk di budidayakan.Terlebih daerah Indonesia dengan temperature udara dan musim yang sangat tepat untuk membudidayakan ikan lele.Tetapi pada akhirnya Indonesia masih menerima impor lele dari Malaysia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar