Pages

Sabtu, 21 Desember 2013

Barang Supermarket 80% Harus Produksi dalam Negeri


Barang Supermarket 80% Harus Produksi dalam Negeri
Sabtu,  21 Desember 2013  −  17:47 WIB
Sindonews.com - Guna meningkatkan kepastian usaha dan tertib usaha terkait dengan semakin meningkatnya pertumbuhan usaha, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan No 70/M-DAG/PER/12/2013 mengatur kembali ketentuan mengenai pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Salah satunya ketentuan 80 persen barang yang dijual di supermarket atau hypermarket harus produksi dalam negeri.

Dilansir dari situs resmi Setkab, Sabtu (21/12/2013), Permendag ini menegaskan, toko modern harus mengutamaan pasokan barang produksi dalam negeri hasil UMKM yang memenuhi persyaratan.

"Toko modern hanya dapat memasarkan barang merek sendiri paling banyak 15 persen dari keseluruhan jumlah barang dagangan yang dijual di dalam outlet/gerai toko modern," demikian bunyi Pasal 21 Ayat (2) Permendag itu.

Toko Modern yang menjual barang hasil produksi UMKM dengan merek sendiri wajib mencantumkan nama usaha kecil yang memproduksi barang tersebut.

"Pusat Perbelanjaan dan toko modern wajib menyediakan barang dagangan produksi dalam negeri paling sedikit 80 persen dari jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan," tegas bunyi Pasal 22 Ayat (1). Toko Modern juga wajib mencantumkan harga barang secara jelas, mudah dibaca dan mudah dilihat.

Permendag ini juga menegaskan, toko modern dengan bentuk minimarket dilarang menjual barang produk segar dalam bentuk curah; toko modern dengan bentuk minimarket yang lokasinya berada di sekitar pemukiman penduduk, tempat ibadah, terminal, rumah sakit dan sekolah dilarang menjual minuman beralkohol. Peraturan tersebut ditandatangani Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pada 12 Desember 2013. 

Saat menyambangi Gedung Sindo, Mendag banyak menyinggung soal penerapan nilai-nilai nasionalisme untuk rencana ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan membuat peraturan-peraturan yang melindungi pelaku usaha lokal.

Menurutnya, bicara ekonomi sebagai pilar nasionalisme, bukan sekadar retorika pengucapan kata-kata nasionalisme. Tetapi, bagaimana ekonomi mampu menampung banyak lapangan kerja bagi masyarakat.

"Saya berpendapat jangan sampai kita bicara nasionalisme itu sebatas retorika, kedengarannya kita ngomong nasionalisme. Tapi, bagaimana itu semua dapat memberikan manfaat bagi penduduk negeri ini," ujar Gita, Kamis (12/12/2013) lalu.
 Sumber :

Analisa :

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini supermarket-supermarket yang ada di Indonesia di banjiri dengan barang-barang impor.Barang-barang impor yang yang dijual tidak hanya mencangkup keperluan sekunder saja,tetapi juga termasuk kebutuhan pokok.Kebutuhan pokok yang dijual disupermarket yang merupakan salah satu contoh barang impor adalah sayur-sayuran.Saat ini sayur-sayuran hasil impor sangat banyak dan sangat mudah ditemukan di supermarket.Dan yang lebih menyedihkan timbul suatu sikap yang membanggakan bagi masyarakat Indonesia atas mengkonsumsi barang-barang impor.Tanpa mereka sadari sikap yang mereka ambil ini turut mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Seyogiyanya,minimarket dibuat untuk memasarkan hasil-hasil produksi dalam negeri.Dalam rangka menghindari rasa malas konsumen untuk berbelanja dipasar tradisional yang identik dengan kata “becek”,dan sekaligus untuk mengukuti sisi positif medernisasi,maka dibangunlah pasar dengan fasilitas yang lebih layak dan bersih yang biasa disebut dengan pasar Modern atau minimarket.Seharusnya minimarket menyediakan barang-barang yang diproduksi dalam negeri dan menjual barang impor yang tidak ada di produksi di Indonesia untuk melengkapi kekurangannya.Mungkin,jika di adakan peninjauan lebih jauh,dan diadakan kerjasama yang serius antara pemerintah,pihak pengelola supermarket,serta para petani dan pelaku industry Indonesia,maka harapan supermarket Indonesia dipenuhi dengan produk-produk dalam negeri akan dapat terwujudkan.Serta dengan adanya kerjasama dengan konsumen dengan cara menumbuhkan rasa bangga mengkonsumsi produk dalam negeri pada diri mereka.

Beberapa alasan barang impor menjadi sangat menarik dimata masyarakat Indonesia,antara lain :
ü  Gengsi masyarakat yang merasa lebih terjamin jika menggunakan barang-barang impor
ü  Barang-barang impor dijual dengan produk murah sebab produk tersebut membanjir dinegara mereka dikarenakan biaya produksi yang murah
ü  Kurang lengkapnya industry yang ada di Indonesia sehingga membutuhkan produk-produk impor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar