Pages

Sabtu, 25 Oktober 2014

Moral dan Etika Dalam Bisnis



ETIKA PROFESI AKUNTANSI
TUGAS 4
Moral dan Etika Dalam Bisnis
1.      Moral Dalam Bisnis
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan agama dan  kebudayaan. Dalam kehidupan sehari – hari, moral moral digunakan sebagai alat untuk mendorong melakuka kebaikan dalam berprilaku. Begitu  juga halnya dalam dunia bisnis. Sebagai bagian dari aktifitas , tentunya moral sangat dibutuhkan dalam  berbisnis. Moral yang baik dalam berbisnis tentunya juga akan memberikan dampak yang baik untuk perkembangan bisnis tersebut  serta dapat menjalin relasi yang baik juga. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi moral dalam kehidupan sehari – hari misalnya adalah kejujuran. Apabila sebuah bisnis dilandasi dengan kejujuran dalam setiap transaksi dan pengambilan keputusan,maka akan memberikan kepuasan bagi kedua pihak yang saling terkait.
2.      Etika Dalam Bisnis
Etika digunakan sebagai rambu – rambu atau patokan berprilaku. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Jika ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. Kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Oleh sebab  itu untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
 Ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis, antara lain :
Pertama, etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
Kedua, menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktik bisnis siapapun juga. Fungsinya jelas yaitu untuk menggugah masyarakat bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
Ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
Perkembangan dalam etika bisnis menurut Bertens (2000) :
1.         Situasi Dahulu
       Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.         Masa Peralihan: tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan).
1970-an :Etika Bisnis lahir di Amerika Serikat
1980-an : Etika Bisnis lahir di Eropa
1990-an : Etika Bisnis menjadi Fenomena Global

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan etika bisnis :
1.        Pengendalian diri
Para pelaku bisniis dapat mengontrol diri masing – masing serta tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2.        Pengembangan tanggung jawab sosial.
Pelaku bisnis tidak hanya memberikan perhatian kepada masyarakat dalam bentuk uang, tetapi diharapkan mampu berbaur langsung dengan masyarakat.
3.        Mempertahankan jati diri
Mempertahankan budaya yang dimiliki agar tidak terbawa arus oleh perkembangan teknologi yang pesat.
4.        Menciptakan persaingan yang sehat
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam bisnis.
5.        Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan
Pelaku bisnis tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi  bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Konsep ini menuntut pelaku bisnis untuk tidak mengekploitas lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6.        Menghindari Sifat 5K(Katabelence, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Koneksi)
Menghindari semua tindakan curang yang dapat mencemarkan nama baik bangsa baik berupa korupsi, manipulasi, katabelence, kongkalikong, koneksi, kolusi, serta komisi.
7.        Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Pelaku bisnis dituntut untuk bertindak tegas serta jujur dalam kegiatan bisnis misalnya dapal hal memberikan kredit. Pihak yang tidak memenuhi standar kredit diharapkan agar tidak diberikan kredit tanpa terpengaruh oleh hal – hal penipuan apapun.

Membumikan Etika Bisnis Di Perusahaan
Etika pada dasarnya membahas sesuatu yang dianggap baik – buruk, atau benar- salah. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan. Perilaku yang etis dalam perusahaan akan menimbulkan sikap saling percaya terhadap sesama pelaku bisnis serta akan mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku etis dalam perusahaan. Kebijakan perusahaan biasanya secara formal didokumentasikan dalam bentuk Kode Etik (Code of Conduct
Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan.:
Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik.
Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization).
Dan ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).

Manfaat Perusahaan Menerapkan Etika Dalam Bianis
Selain perencanaan strategis yang baik serta sistem perusahaan yang transparan, hal pendukung yang dibutuhkan untuk membangun perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh pula. Langkah yang dapat ditempuh adalah penerapan etika perusahaan yangdilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikin tidak hanya cita – cita bisnis yang bernilai tinggi saja yang dapat dilaksanakan, tetapi bisnis dengan nilai – nilai etika yang tinggi juga dapat tercapai, sehingga menimbulkan sikap saling percaya dan salling menghargai antar sesama pelaku bisnis baik antara pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal,atasan dengan karyawan, maupun karyawan dengan karyawan.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar